Al Bugiziyyah Al Buniyyah: Tumis Tahu Gurita Cumi Pedass

Jumat, 04 Juli 2014

Tumis Tahu Gurita Cumi Pedass

Ala Um Muhammad
Al Bugiziyyah Al Buniyyah

Bahan

3 buah Tahu potong2 sesuai selera rebus sbntar lalu goreng.
gurita dan cumi bersihkan dan cuci.
2 batang daun bawang potong2 panjang.
2 sdm minyak goreng untuk menumis

Bumbu Halus

10 buah cabe rawit
3 buah cabe merah
3 siung bawang putih
2 siung bawang merah
2 buah tomat
200 ml Air

Cara Membuat

Tumis bumbu halus masukkan tahu,gurita dan cumi masak sebentar saja sampai cumix berubah warna,
Beri potongan daun bawang, angkat dan sajikan

Allah Azza Wa Jalla Berfirman :

إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ عَمَّا جَاءَكَ مِنَ الْحَقِّ لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آَتَاكُمْ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ [المائدة/]48

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu”. (QS. Al-Maa’idah : 48)

Salaf Menilai Seseorang dari Temannya
Musa bin Uqbah ash-Shuri datang ke Baghdad. Hal ini disampaikan kepadaal-Imam Ahmad bin Hanbalrahimahullah. Kata beliau, “Perhatikan, kepada siapa dia singgah dan kepada siapa dia berlindung.” (al-Ibanah, 2/479-480 no. 511)

Al-Imam al-Auza’i rahimahullah mengatakan, “Siapa yang menyembunyikan bid’ahnya dari kita, tidak akan tersembunyi dari kita pertemanannya.” (al-Ibanah, 2/476, no. 498)

Yahhya bin Sa’id al-Qaththan menceritakan, tatkala Sufyan ats Tsauri rahimahullah mengunjungi Bashrah, beliau memerhatikan keadaan ar-Rabi’ bin Shubaih dan kedudukannya di mata manusia. Beliau pun bertanya, “Apa mazhabnya?”
Mereka menjawab, “Mazhabnya tidak lain adalah as-Sunnah.”
Beliau rahimahullah bertanya lebih lanjut, “Siapa teman dekatnya?”
Mereka menjawab, “Para pengingkar takdir.”
“Jika demikian, dia adalah pengingkar takdir juga,” tukas beliau rahimahullah. (al-Ibanah, 2/453 no. 421)

[Dinukil dari Lammud Durril Mantsur, Jamal bin Furaihan al-Haritsi, hlm. 53-55]

Sumber: Majalah Asy Syariah no. 91/VII/1434 H/2013, rubrik Permata Salaf.

Al Bugiziyyah Al Buniyyah

Jumat, 04 Juli 2014

Tumis Tahu Gurita Cumi Pedass

Website Dakwah

Online